Lampung Tengah| Bermula saat Bambang Irawan , wartawan Kompas nusantara onlene melaksanakan tugas jurnalis melakukan pemantauan pembangunan drainase ruas jalan Propinsi yang berlokasi di kampung Sukosari Kecataman Kalirejo, jum’at (08-12-2023). saat wartawan media ini mengambil dokumentasi dan vidio, oknum bernama Herman yang mengaku wartawan KPK memanggil dengan nada keras terkesan tidak senang dengan kehadiran dua orang awak media.
“Inilah yang nama nya Herman dari KPK semua jalan proyek yang saya kerjakan gak ada yang berani menganggu. Semua wartawan senior pun ga ada yang berani mempermasalah pekerjaan saya. Apalagi cuman wartawan ecek-ecek mau ta’un belau yang lain juga”!! hardiknya.
Oknum anggota media KPK dalam keadaan emosi bilang “tanya semua wartawan senior yang ada di provinsi Lampung siapa yang gak kenal Herman Gunung Agung, cor-coran semua saya yang pegang gak ada yang bermasalah dengan wartawan. Semua wartawan senior pasti balik kanan kalau tahu yang mengerjakan Herman.”tukas nya.
Sementara Kepala Divisi organisasi Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Lampung, Suroso menyayangkan sikap oknum Preman yang mengaku Wartawan yang mengerjakan proyek tersebut. Karna menurut Surosa, kalau Herman itu benar wartawan, tentunya tidak bersikap kasar dengan kehadiran rekan wartawan yang melaksanakan tugas jurnalistik.
“Saya yakin orang tersebut Preman, bukan wartawan. Kalau benar dia (Herman-red) adalah wartawan pasti dia mengerti etika dan kode etik. Mestinya dia dapat menyambut baik kedatangan wartawan yang sedang bertugas bukan di bentak-bentak. Meskipun dia wartawan, ketika dia mengerjakan proyek, dia harus paham pekerjaannya akan diawasi oleh semua pihak termasuk rekan-rekan wartawan, karna dana anggaran proyek tersebut bersumber dari uang negara, bukan uang pribadinya” jelas Suroso.
Sementara Herman selaku pekerja proyek yang dihubungi via telpon untuk dimintai tanggapannya, sampai berita ini dimuat, tidak memberikan penjelasan. (Suf/Tim)