penamerah .co.id Batam| LA INSYAKARTUM LA-AZIDANNAKUM , “Jika kamu bersyukur maka pasti Aku akan menambah nikmat-Ku”. Penggalan ayat Al Qur’an ini lah yang menjadi pedoman bagi Nurmantiaz, KETUA MAJELIS PENDIDIKAN KADER PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA BATAM dalam mengusung topik besar pemimpin Kepri masa depan.
“ Konteks bersyukur ini yang harus kita pahami. Kepri wilayahnya terdiri dari 96 % lautan, tetapi Kepri sendiri nelayannya masih miskin. Kita harus ingat fakta sejarah bahwa Deklarasi Djuanda tahun 1957 itu ditetapkan oleh PBB sebagai hukum laut internasional pada Konvensi hukum laut ke 3 ( UNCLOS ) pada tahun 1982. Luas wilayah Indonesia saat itu naik dua kali lipat dari 2,1 juta kilometer persegi menjadi 5,4 juta kilometer persegi. Ini kan berkah yang luar biasa yang harus kita syukuri” demikian Nurmantias membuka wacananya.
Lebih lanjut, Nurmantias menyatakan bahwa terkait konteks bersyukur tersebut ke depannya Kepri membutuhkan figure yang mampu untuk mengelola 96 % laut tersebut menjadi potensi pendapatan daerah yang kompetitif dan menjadikan Kepri sebagai barometer perikanan di Asia.
“ Karena Allah sudah berikan nikmat yang berlimpah, tetapi kita tidak mampu mengelolanya. Kita masih berkutat dengan industry elektronika dan galangan kapal padahal potensi perikanan kita di Kepri berdasarkan data JTB ( Jumlah Tangkapan yang di Perbolehkan ) itu nilainya mencapai 12 trilyun per tahun. Ini berarti jelas emas di depan mata, tapi tak mampu mengelola. Maka di butuhkan figure yang mampu menginisiasi potensi ini menjadi potensi ekonomi bagi masyarakat Kepri. Sehingga ke depan, kita tak perlu lagi mendengar jeritan nelayan yang berada di bawah garis kemiskinan. “ terang Nurmantias.
Lebih mengkerucut, Nurmantias menyorot aktifitas perikanan di Karimun yang menurutnya sudah mulai memikirkan tentang pemanfaatan potensi perikanan dengan labih layak dan bermartabat.
“ Kami lihat, sudah ada gerakan di Karimun yang menginisiasi untuk mengadakan pelabuhan perikanan di Karimun. Jika sudah ada pelabuhan perikanan, tentu nanti akan ada TPI ( Tempat Pelelangan IKan ). Jika ada TPI maka bukan tidak mungkin industry UPI ( Unit Pengolahan Ikan ) akan berkembang karena stok materialnya tercukupi dari pelabuhan perikanan. Ini bibit pemikiran yang bagus dan sangat selaras dengan 6 ( Enam ) isu keumatan yang di bahas di Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke 48 di Surakarta.” Terang Nurmantias.
“ Jadi inilah salah satu wacana untuk profil pemimpin Kepri di masa depan. Harus mampu mengoptimalkan 96% laut menjadi ladang perekonomian unggulan. Sangat disayangkan, Thailand yang luas wilayah lautnya hanya 5% dari Kepri mampu lebih unggul di bidang perikanan. Tapi tak perlu patah semangat, mari bersama kita bangkit dan memilih pemimpin Kepri ke depan yang menguasai isu Kelautan dan Perikanan. Saya rasa yang dari Karimun itu cocok dan memenuhi profil pimpinan Kepri ke depan.” Tutup Nurmantias. (Red)